Akhir-akhir ini pihak-pihak yang menginginkan supaya NU gaduh makin gencar dalam hal propaganda dan memutarbalikkan fakta. Target mereka ialah menyasar warga Nahdliyyin yang awam juga generasi muda yang aktif mengais informasi hanya dari internet.
Dampaknya ialah membikin issue yang seolah-olah mempertanyakan ke-NU-an kita selama ini dengan dibungkus informasi yang menyudutkan Tokoh-tokoh dan Ulama NU kita. Bila ini dibiarkan, Mereka makin leluasa membikin kaum awam( grassroot) dalam kebingungan akibat pembenturan informasi yang sengaja di rekayasa. Dan generasi muda NU yang menerima informasi tanpa melalui klarifikasi dan tabayun bisa jadi akan terjebak dan termakan issue yang mereka buat. Maka sikap hati-hati dan tidak mudah percaya pada informasi yang sepihak saat ini adalah mutlak. Semoga Dialog dibawah ini makin menguatkan kita pada Jam’iyyah NU sekaligus makin cinta pada NKRI.
AKU MALU JADI WARGA NU
(dialog Kang Sudrun Dengan Kyai Ndeso)
Kang Sudrun(KS): “Aku malu jadi warga NU sekarang”.
Kyai Ndeso(KD) : “Memangnya kenapa?”
KS : “NU sekarang tidak kayak NU zaman Mbah Hasyim dulu, sekarang NU disusupi Syiah, liberal, komunis bahkan sangat dekat dengan non muslim. Kalau Zamannya Mbah Hasyim kan masih murni, lurus, tidak disusupi macam-macam”..
KD : “Emang kamu pernah hidup dan merasakan NU di masa Mbah Hasyim?”
KS : “Nggak juga sih”..
KD : “Makanya jangan sok tahu dan termakan fitnah dan isu tidak benar”. “Kamu tahu kan Jepang itu penjajah yang menyembah matahari?”
KS : “Kalau itu ya tahu lah, kan banyak di tulis di buku sejarah”..
KD: “Kamu tahu nggak, NU nya Mbah Kyai Hasyim itu malah menginstruksikan santri-santri untuk latihan militer dengan Jepang. Bahkan Mbah Hasyim jadi Ketua Shumubu atau menteri agamanya Jepang. Padahal kan Jepang kafir, penjajah lagi. Dan ternyata NU nya Mbah Hasyim bisa kok bersikap kooperatif dengan Jepang”..
KS : “Masa Sih?”..
KD: “Iya, Dan kamu tahu nggak kalau Mbah Kyai Wahab Hasbullah itu pernah dicap Kiai Komunis loh karena bersikap kooperatif dengan Bung Karno dalam Nasakom nya (berbeda dengan Masyumi yang memilih keluar)”..
KS: “Masa sih?”.
KD: “Iya, itulah siyasah, strategi dakwah, lihatlah dampaknya, dengan kooperatif kepada Jepang akhirnya bangsa Indonesia dapat bertempur dengan baik dan akhirnya merdeka. Dengan kooperatif kepada Bung Karno yang dekat komunis akhirnya umat Islam terselamatkan dari bahaya komunis bahkan atas saran NU, akhirnya Bung Karno tidak jadi Membubarkan HMI”..
KS : “Gitu ya?”..
KD: “Jadi NU Mbah Hasyim dan NU sekarang itu tetap sama, membela Islam dan Indonesia, bukan salah satunya, Islam saja atau Indonesia saja, Karena kalau membela salah satunya akan bisa memunculkan perang antar anak bangsa yang akhirnya ibadah jadi tidak nyaman dan selalui dihantui ketakutan”.
KS : “Oo gitu ya? Kalau begitu aku tidak malu lagi jadi NU, aku akan Bangga jadi NU”..
KD : “Makanya jangan percaya isu, fitnah atau hoax yang menjelekkan NU, belum apa-apa sudah nuduh macem-macem pada NU sekarang, kita nggak tahu yang sebenarnya, kita hanya tahu dari berita, medsos yang belum tentu benarnya, sebaiknya kita Husnudzon saja kepada penggede NU”.(JunaSr)
Foto:Sasmamonia