Mustasyar PCNU Kabupaten Pringsewu KH Sujadi Kupas Tafsir Surat tentang Kiamat

PRINGSEWU – Saat menyampaikan Kajian Tafsir Surat Al Qoriah pada Ngaji Ahad Pagi (5/11/17) di Gedung NU Pringsewu, Mustasyar PCNU Kabupaten Pringsewu KH Sujadi menjelaskan betapa dahsyatnya peristiwa hari kiamat; bumi berguncang, bebunyian menggelegar, raungan-raungan suara manusia terdengar di segala penjuru berusaha mencari keselamatan.

“Pada saat itu gunung seperti bulu yang tertiup angin; manusia seperti belalang yang diputus sayap dan kaki-kakinya. Manusia tidak tahu dirinya sendiri. Sampai-sampai seorang ibu yang sedang menyusui tidak sadar dan terpisah dari anaknya karena kebingungan yang luar biasa,” jelasnya menggambarkan suasana kiamat yang menjadi inti surat tersebut.

Pada saat itu lanjutnya, tidak ada lagi yang dibanggakan. Kekayaan, kepintaran, kekuatan, dan kelebihan fisik tidak akan menolong. Hanya amal perbuatan yang menentukan nasib manusia.

“Nantinya akan ada timbangan amal. Jika amal baiknya lebih banyak maka surga tempatnya. Jika lebih sedikit maka nereka tempatnya. Jika seimbang maka akan diringankan hisabnya,” kata ulama yang juga Bupati Pringsewu ini.
Lebih lanjut alumni Pondok Pesantren Al Asyariyyah Kalibeber Wonosobo yang akrab dipanggil Abah Sujadi ini menjelaskan luar biasanya kiaamat sampai Allah menegaskan 3 kali secara berulang-ulang kata Al Qoriah yang bermakna kiamat dalam surat tersebut.

“Ini menunjukkan sesuatu yang harus diperhatikan oleh kita manusia,” tegasnya.
Apa pun keputusan nantinya; apakah masuk surga ataupun neraka, adalah sesuatu yang terbaik bagi manusia akibat perbuatannya di dunia.

“Ketika harus masuk neraka selama seribu tahun maka bersyukurlah karena masih ada harapan masuk surga. Namun, ketika harus masuk neraka satu hari maka bersedihlah karena satu hari pada waktu itu sama dengan seribu tahun di dunia,” jelasnya.

Oleh karenanya, ia mengajak untuk selalu berusaha melakukan amal perbuatan baik walaupun sedikit, dan meninggalkan perbuatan buruk walapun sedikit juga.

Mengutip peribahasa Jawa, “Becik ketitik ala ketara, (Hal yang baik akan kelihatan, dan yang yang buruk akan tampak)” Abah Sujadi mengingatkan apa pun kebaikan dan keburukan yang dilakukan di dunia tidak akan luput dari perhitungan.

Untuk meringankan siksa yang didapatkan, ia mengimbau agar senantiasa berdoa supaya dimudahkan hisab di yaumul akhir dengan doa Rabbi hasibni hisaban yasiira. Artinya, “Ya Tuhanku Hisablah aku dengan hisab yang ringan.”

“Aja pelit-pelit shalawat (Jangan pelit bershalawat). Mudah-mudahan kita mendapatkan syafaat Nabi Muhammad SAW dan kita mendapatkan keringanan siksa hari akhir,” pungkasnya menjelaskan manfaat shalawat. (Muhammad Faizin)

About Admin

Istiqomah dalam Berkhidmah

Check Also

Amal Saleh Ini Jadi Sebab Sekeluarga Masuk Surga

Pringsewu – Mustasyar PCNU Pringsewu KH. Sujadi Sadad mengungkapkan pentingnya menyambung ikatan ruhani kepada arwah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *