Oleh: Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Malang Jatim, H. Abu Yazid AM.MA
Dunia ini seringkali jadi aneh karena dipenuhi manusia yang aneh-aneh. Namun keanehan memang sengaja diciptakan agar jadi i’tibar bagi manusia yang cerdas untuk merawat jiwa ulul albab serta kecerdasannya.
Maka wajar jika beri’tibar pada keanehan dunia itu tdk mungkin dilakukan oleh mereka yang ‘bersumbu pendek’ maupun yang hanya tahu bahwa ‘bumi itu datar’. Faham kan?
Sreeeeet ________
“Yang dielu-elukan Zakir Naif, yang dipuji Raja Salman dan yang mereka idolakan Erdogan seraya meneriakkan khilafah syariah sebagai pekikan. Manakala para kyai yang selama ini menjaga NKRI malah dihujat, pemimpin sah digugat, dan sistem politik negeri yang maslahat ini dianggap thogut dan khurafat. Memang selama ini mereka hidup dan makan dimana?”
Aneh kan?
Di barat, Islam Nusantara yang damai ini mulai dikaji karena dianggap sebagai solusi. Di negara-negara Islam yang dilanda kebengisan dan carut marut perang, Islam yang toleran ala NU ini diimpikan dan dijadikan harapan. Lha kok disini malah diserang dan dienyahkan untuk diganti dengan sistem yang penuh kemafsadahan dimana agama dan politik saling berkelindan?
Aneh lagi bukan? Pun…
Begitu cintanya mereka pada labelitas agama, maka apapun yang berlabel syariah, syari dan Islam dianggap halal. Manakala yang tidak berlabel Islam dianggap haram. Dari bank syariah, hijab syari, hingga fitnah, caci maki dan ucapan laknat pun dilakukan. Asal yang melakukan orang berjubah dengan bumbu dalil Qurani maka dianggap halal. Emang minyak babi cap onta dihalalkan oleh Islam?
Ada lagi yg bilang ..
“Jangan meng-NU-kan Aswaja, tapi Aswajakan lah NU”. Bagi saya statemen ini juga aneh yang keluar dari orang yang tidak ngerti NU dan sanad keilmuannya gak nyambung ke kyai NU. Jangankan manhaj pemikiran NU, mereka tahu mbah Hasyim Asy’ari aja mungkin dari kalam “Jare” alias jarang benere. Lantas pantas kah mereka mengklaim mewakili NU-nya mbah Hasyim?
Hingga akhirnya, NU dan para Kyai NU yang sdh ‘muttafaq alaih’ ilmu dan sanadnya itu pun dianggap ‘ittifaq ala al kadzib’; bengkok semua sehingga harus diluruskan; begitu menurut mereka. Emang NU itu bergaris bongsor sehingga butuh NU garis kurus? Aneh kan?
Sreeeeet ________
Orang Islam kagetan yang hanya tau bahwa ‘bumi itu datar’ memang perlu diberi pelajaran. Nada sumbang mereka pada NU dan kyai NU itu perlu dibungkam agar tidak membuat Islam Indonesia yang toleran ini tercemar akibat ulah mereka yang penuh kenaifan.
Jangan hanya karena mereka menguasai media sehingga semua ucapan mereka patut untuk dibenarkan. Meniru ujaran kebencian mrk pun dianggap pahala dan fitnah keji yang mereka lakukan pun dianggap jalan menuju sorga. Apa begitu Islam mengajarkan?
Inilah momen mengapa #IstighosahKubro perlu dilakukan dengan komando para Kyai untuk memberi i’tibar dan pelajaran bagi mereka yang kini pongah karena jadi sorotan. Seakan merekalah yang berhak menentukan opini tentang Islam dan arah negeri ini ke depan.
Ingat kawan…
Kyai-kyai NU juga bukanlah ulama karbitan yang dihasilkan dari audisi media seperti mereka. Tapi kyai NU adalah ulama panutan yang lahir dari rahim masyarakat yang dengan kealiman dan kemakrifatan mereka pada umat, selalu menjaga iman kami dari berbagai rongrongan.
Mereka membela umat, bukan malah minta dibela umat. Mereka memberdayakan masyarakat agar tetap pada trak akhlak dan syariat, bukan malah memperdaya umat untuk kepentingan dan kekuasaan sesaat.
Itulah ujaran dan ajaran kyai-kyai panutan kami yg telah disampaikan..
Sreeeeet _______
NU juga bukanlah organisasi instan yang menjadi besar karena pencitraan. Sebab NU adalah organisasi akar rumput yg menjadi besar krn perjuangan para kyai dan santri yang penuh keikhlasan. Komitmen mereka untuk mengawal NKRI dan masyarakat adalah spirit perjuangan. Dan moralitas Islam serta ketulusan adalah pilar yang menjadi kekuatan.
Mereka menjaga NKRI bukan malah menghancurkan. Beliau beliau merawat Pancasila dan kebhinekaan, bukan malah meruntuhkan. Karena disitulah nilai Islam dan kemaslahatan umat Islam terpupuk dan tertanam.
Apa kami memekikkan Allah Akbar sambil mengibarkan panji ketuhanan? Apalagi mencari simpati masyarakat dengan shalat di jalanan agar tercapai segala kepentingan?
Tidak! Kami hanya ingin mengetuk pintu langit dengan lantunan doa. Karena, NKRI lah yg harus dibela sebagaimana Hadrotus Syekh Hasyim Asy’ari mengajarkan, bukan simbol Islam, apalagi Tuhan yang jelas-jelas Maha Kuasa dan Perkasa.
Apakah kami mengemis uang transpot apalagi memelas nasi bungkusan? Atau apakah kami mengais dana kepada mereka yang sama kepentingan agar sukses dalam melakukan makar?
Tidak! kyai kami mengajarkan bahwa perjuangan demi NKRI itu membutuhkan mujahadah dan keikhlasan. Agar bambu runcing yang sederhana mampu mengalahkan todongan bayonet dan dentuman meriam.
Kami pun beristighosah tanpa perlu simbol agama dan slogan angka. Karena kami diajari oleh para kyai kami bahwa Tuhan tdk butuh slogan apalagi angka togel keberuntungan. Krn yang dilihat Allah adalah hati kami, bukan penampilan.
Walau mungkin kami berselfie, maklumlah sebab kami santri NU yang masih awam. Asal yang suka selfie bukan kyai dan ulama kami untuk pencitraan. Karena pemimpin yang ikhlas adalah kekuatan yang takkan terkalahkan.
Sreeeeet ______
Maka momen ini hakikatnya bukan sekedar untuk menyampaikan ajaran moral. Tapi juga ujaran kebaikan utk menjaga negeri ini agar tetap dalam koridor kemaslahatan. Sehingga jika kami dituduh unjuk kekuatan, biarlah hal itu menjadi ucapan.
Bukan jumawa, bukan pula menandingi. Tapi orang takabur yang merasa tinggi hati karena mereka merasa mampu memonopoli opini (agama) dan mengkoptasi (kekuasaan) itu perlu juga utk ditakabburi oleh kita yang di sini dengan niat untuk “wa tawashou bil haqqi”, sebagaimana nabi Musa juga perlu menyombongi Bani Ngisroil yang sombong dan dipenuh kepongahan.
Buktinya, mereka disana besar dan bergerak krn adanya dana milyaran. Manakala di sini kami bergerak dengan spirit ngibadah dan Khidmah kepada NU dan kyai panutan meski harus urunan.
Banggalah jadi warga NU dan santri Hadrotus Syekh Hasyim Asy’ari. Salam istighosahan kawan!
#cintaNUcintaNKRI