Tidak Semua Nikmat Berasal dari Sesuatu yang Menyenangkan

Pringsewu – Dalam kehidupan di dunia, manusia sudah dianugrahi berbagai macam kenikmatan dari Allah SWT. Dan sebuah keniscayaan bagi manusia jika nikmat-nikmat yang tidak bisa dihitung jumlahnya tersebut senantiasa disyukuri. Namun sering sekali pola pikir manusia menilai bahwa nikmat yang diberikan oleh Allah SWT tersebut berasal dari sesuatu yang menyenangkan saja.

“Tidak semua nikmat berasal dari sesuatu yang menyenangkan. Banyak sesuatu yang menurut kita menyedihkan namun sebenarnya itu merupakan sebuah nikmat,” Demikian dikatakan Mustasyar PCNU Pringsewu KH. Sobri Dinal Musthofa saat mengupas materi tentang syukur di depan Jamaah Ngaji Ahad Pagi atau Jihad Pagi, Ahad (19/2/17).

Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Ambarawa ini, Allah tidak hanya meletakkan kenikmatan pada sesuatu yang dirasa dan dilihat nikmat saja. Namun Allah juga banyak meletakkan kenikmatan dalam ketidaknikmatan.

“Kita manusia, banyak gagal dalam mensyukuri nikmat yang manis. Kita sering lupa daratan jika mendapatkan nikmat yang menyenangkan. Namun terkadang kita lupa bahwa kita sering bisa melewati kenikmatan dalam bentuk ujian yang dirasa pahit oleh kita,” kata Kiai Sobri seraya mengisahkan beberapa kisah inspiratif tentang sesuatu yang menyakitkan namun itu adalah merupakan kenikmatan.

Oleh karenanya Ia mengingatkan untuk terus berhusnuddzan kepada Allah SWT saat ketidaknikmatan yang sering disamakan dengan ujian, ditimpakan kepada kita. Hal ini bisa jadi Allah SWT tengah memberikan sebuah kenikmatan besar kepada kita.

Kiai Sobri juga berpesan agar ummat Islam menjauhi 10 hal yang dapat menghalangi dan menghilangkan rasa syukur kepada Allah SWT.

“10 hal ini juga dapat menjadi penghalang dikabulkannya doa seseorang,” katanya pada Jihad Pagi yang rutin dilaksanakan di Aula Kantor PCNU Pringsewu tersebut.

Sepuluh hal tersebut adalah mengenal Allah tapi tidak menyembahNya, Membaca Qur’an tapi tidak mengamalkannya, cinta Rasul tapi meninggalkan sunnahnya, Benci setan tapi melakukan prilakunya, rindu surga tapi tidak berusaha meraihnya, takut neraka tapi menyukai perbuatan ahlinya, tahu kematian tapi tidak mencari bekal menghadapinya, Sibuk kepada aib seseorang tapi aib sendiri dilupakannya, makan nikmat Allah tapi tidak mensyukurinya dan menguburkan mayyit tapi tidak mengambil hikmahnya. (Muhammad Faizin) 

About Admin

Istiqomah dalam Berkhidmah

Check Also

Khatam Juz 9 Tafsir Jalalain, KH Sujadi Ajak Syukuri Nikmat dari Allah SWT

Pringsewu, nuonline. Pengajian kitab tafsir jalalain oleh KH. Sujadi Saddat sudah memasuki khatam juz 9. …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *