Ustadz/ustadzah “dadakan” Fenomena lama yang kian meresahkan

nupringsewuonline,fenomena oknum ustadz ataupun ustadzah dadakan kian merebak,hal ini sudah diperbincangkan sejak lama dan menjadi suatu masalah yang perlu disikapi serius,mulai dari yang malah menganggap bahwa Nabi Muhammad SAW pernah  sesat, ngawur membaca Alqur’an, dan belum lama ini beredar video seorang yang dianggap sebagai ahli agama dan berbicara masalah agama didepan umum membahas tentang rumah tangga yang menganggap normal KDRT, sontak saja ini mengundang reaksi geram dari berbagai pihak pasalnya bukan hanya sekali saja oknum ustadz/ustadzah tersebut berbicara didepan umat.

Banyak dari umat yang seakan terjebak dalam mode pemikiran yang dikeluarkan oleh oknum-oknum yang mengaku sebagai ahli agama,tidak sedikit dari yang mulai seorang yang hanya sering mendengar YouTube,membaca artikel-artikel berita,hingga yang awalnya artis pemain film bernuansa islami yang tak jelas entah dari mana mendapatkan pendidikan ilmu agama hingga berani berbicara tentang agama didepan publik yang akhirnya malah tidak sesuai dengan tuntunan syari’at Islam itu sendiri.

Seiring berjalannya waktu dengan kemajuan teknologi perlu adanya kesadaran bagi diri kita untuk memperkuat dan mampu memilah mana yang seharusnya menjadi panutan dan tuntunan sebagai guru untuk bertanya tentang masalah agama.

Banyak orang yang hanya hanya dengan modal pintar berbicara didepan sekaligus berani berhadapan denga orang banyak namun sangat sempit pemahaman ilmu agamanya tidak pernah mengaji dan tidak pernah belajar di pesantren,seperti yang pernah dikatakan oleh KH.Ishomudin yang beliau tulis dalam status Facebook beliau,”Butuh syarat-syarat keilmuan dan kepribadian untuk tampil menyampaikan ajaran agama di hadapan orang banyak. Sedangkan ilmu-ilmu sebagai syarat dan sarana untuk memahami agama sangatlah banyak dan tidak gampang untuk menguasai sebagiannya, apalagi keseluruhannya,” ujar Gus Ishom.

Bahkan beliau mengatakan para alim ulama boleh menguji keilmuan para ustadz atau ustadzah instan ini, “Jika ada kesempatan yang tepat (ahli agama atau ulama) diperkenankan untuk mengujinya, agar orang tersebut tidak terjerumus dalam kerusakan (tidak tersesat jalan) dan tidak menjerumuskan orang lain dalam kesesatan dan kerusakan,” ungkapnya.

Para ahli agama atau ulama yang diperbolehkan mengujinya adalah mereka yang dalam jangka waktu lama telah menghabiskan usianya untuk mendalami ilmu-ilmu untuk memahami agama (tafaqquh fiddin) dengan mengambil spesialisasi ilmu tertentu kepada para ulama sebelumnya dengan sanad (mata rantai) keilmuan yang bersambung, dan telah diakui oleh para ahli agama lainnya sebagai ahli dibidangnya. Semua itu dilakukan agar umat tidak tersesat dengan pemahaman ustadz ustadzah dadakan ini dengan cerita hayalan dan cerita karangan semata guna memperindah meteri pembicaraan yang akhirnya hanya mengelabui umat.

Yang lebih disayangkan adalah dampak dari beredarnya oknum ahli agama dadakan ini,banyak orang yang malah mengidolakan oknum ustadz/ustadzah sebagai panutan,terutama kaum milenial,karena ciri utama dari ustadz/ustadzah dadakan ini adalah penampilanya yang mampu menyesuaikan outfit anak muda,ditambah berbicara dengan bahasa yang sederhana dan seolah di lebih-lebihkan seperti anak muda pada umumnya,sehingga sangat cocok dan mudah dipahami oleh kaum muda,namun pada dasarnya yang disampaikan malah menyesatkan,wallohu a’lam.

(Malik Fajar)

About Admin

Istiqomah dalam Berkhidmah

Check Also

KH. Marzuqi Mustamar Bakal Hadir Di Pringsewu Lampung

NUPringsewu | Dr. K.H. Marzuqi Mustamar, M.Ag. adalah Pimpinan Pondok Pesantren Sabiilul Rosyad, Kota Malang, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *