nupringsewuonline,Dalam kajian ilmu pengetahuan kita mempelajari semua tentang apa yang belum kita ketahui agar menjadi tahu,ilmu bersifat menyejukan dan menentramkan jiwa manusia.
Baru-baru ini kita digemparkan dengan adanya seorang yang mengatakan bahwa Wayang kulit adalah perkara yang haram dan harus dimusnahkan,tentu kembali polimik ini didasarkan oleh pemikiran masing-masing dan dapat diambil dari berbagai sisi yang positif.
Penulis sendiri seorang yang kurang memahami wayang namun tentunya akan mengajak pembaca untuk berfikir jernih tentang wayang kulit,kita ketahui wayang kulit adalah salah satu bentuk kebudayaan yang ada di negara kita,sudah tentu negara melindungi atas hak kebudayaan yang ada dan banyak sumber yang dapat dijadikan rujukan dalam hal ini.
Tentang wayang kulit semua orang dapat mengartikan sendiri karena wayang dalam segi filosofis misalnya wayang yang di kaitkan dalam segi spiritual keagamaan merupakan dari asal kata Ma-Hyang (Tuhan Yang Maha esa) yang bertujuan agar manusia mengingat akan Tuhannya guna untuk melakukan segala perintah dan masih banyak lagi terkait arti dari wayang tersebut,banyak pula sumber yang mengatakan bahwa wayang kulit ini diambil oleh wali songo dalam menyebarkan agama Islam sebagai alat dakwah yang disisipi nilai keagamaan untuk dipelajari dan dianut dalam kehidupan sehari-hari.
Jika dilihat dari segi bentuk objek wayang ini sendiri tidak menyerupai seperti boneka,patung,tidak pula dapat disamakan dengan manusia atau hewan sudah barang tentu secara hukum syariat Islam wayang kulit ini tidak melanggar aturan dan mempunyai hukum mubah,hal tersebut dapat kita ambil dari segi pelajaran yang terkandung dan sudah jelas dapat dijadikan sebagai pengeling-eling atau pengingat kita terkait pelajaran yang ada dalam wayang kulit.
Seperti contohnya dengan pisau dapur jika pisau dapur digunakan untuk memotong sayuran memotong makanan maka akan berguna dan memudahkan dalam bekerja tentu hal tersebut diperbolehkan tapi jika pisau dapur ini digunakan untuk membuat perkara yang buruk atau kejahatan sudah barang tentu itu tidak boleh dilakukan,maka sejatinya sebelum menyimpulkan wayang kulit kita harus mengetahui dahulu apa sebenarnya wayang kulit tersebut.
Menurut saya pribadi Wayang kulit ini merupakan hal yang unik karena setiap yang diceritakan dalam pewayangan semua mengandung makna yang mendalam dikemas dengan sederhana namun dapat mengingatkan kita tentang pola kehidupan dalam kaitan dunia maupun akhirat. Salah satu contohnya kita ambil tokoh dari pewayangan purwo yakni tokoh wayang Punokawan.
Punokawan sendri adalah tokoh fiksi yang dijadikan pemeran dalam pentas pewayangan tokoh ini disebut adalah ide gagasan ciptaan dari Kanjeng Sunan Kalijaga yang menokohkan empat wayang kulit bernuansa humor mendidik,keempat wayang punokawan tersebut adalah Semar,Gareng, Petruk dan Bagong. Dari namanya saja mungkin sudah mengundang reaksi humor tapi dibalik nama itu semua terdapat kandungan nilai filosofi spiritual keagamaan yang tinggi,mari kita buka satu persatu.
Yang pertama yakni tokoh Semar,tokoh ini sering juga disebut sebagai Ki lurah Ismoyo atau kyai badranoyo atau masih banyak lainya,tetapi kata Semar ini dapat diartika dari bahasa Arab yang mulanya Ismar memiliki makna paku atau pengokoh karena dalam setiap pewayangan Semar dijadikan pengokoh penguat semua hal kebaikan,bentuk objek wayang Semar ini memiliki tubuh yang gemuk tidak berdiri dan tidak duduk dapat diartikan sebagaimana seseorang yang sedang melakukan tahiyat akhir dalam sholat tangan kanan Semar menunjuk kedepan seperti seorang yang sholat ketika menyebutkan kalimat syahadat,mata Semar memandang keatas yang mengartikan bahwa kita selaku manusia harus mengingat keagungan Allah SWT.
Selanjutnya Tokoh kedua adalah Gareng atau Nolo Gareng yang merupakan anak pertama Semar,tokoh ini melambangkan sifat rendah hati dan selalu berhati hati dalam segala tindakan,ucapan maupun perbuatan karena diwujudkan dalam bentuk kaki yang pincang dan mata yang juling menoleh kesamping mengartikan agar tidak memandang hal yang dapat menjerumuskan dalam kejahatan,nama Gareng sendiri berasal dari kata Naala Khoiron yang artinya memperoleh kebaikan sehingganya manusia diperintahkan untuk mencari kebaikan dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Tokoh ketiga adalah anak kedua dari Semar yakni Petruk,tokoh ini diambil dari adaptasi kata Fatruk yang mana dalam wejangan tasawuf berasal dari kalimat “Fatruk Kulluma Siwalaahi ” berarti tinggalkan segala sesuatu kecuali Allah SWT. Petruk juga sering dipanggil sebagai Petruk Kantong Bolong yang berarti suka memberi atau dermawan karena Kantong berarti harta yang dimiliki sering diberikan kepada orang yang membutuhkan dengan ikhlas lahir batin.
Yang terakhir tokoh punokawan ini adalah Bagong,sosoknya yang sangat kocak dan gokil sangat digemari oleh pecinta wayang namun Bagong ini sendiri memiliki pengertian yang sangat luar biasa namnya diambil dari kata Bagho atau biasa disebut bughot yang berarti memberontak,namun memberontak disini adalah memberontak terhadap perkara yang buruk memberontak terhadap perkara yang tercela dan dilarang oleh agama,ia dilambangkan sebagai orang yang selengean dan sembrono dalam segala hal tentu ini menjadi pelajaran bagi kita juga jika melakukan hal yang selengean dan sembrono maka akan seperti halnya Bagong ini sendiri.
Sebetulnya banyak sekali filosofi keagamaan yang terkandung namun penulis sadar dengan kekurangan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki tetapi penulis bertujuan untuk mengajak pembaca agar memahami sedikit dasar pemahaman yang dapat diambil dan dijadikan untuk muhasabah diri kita kepada Allah SWT dari salah satu tokoh pewayangan Punokawan ini,jika diartikan secara utuh tokoh punakawan memiliki makna “Syamarul Khoiron,Fatrukil Baghoyah” yang berarti ambil semua perkara yang bagus dan tinggalkan perkara yang buruk.Walllohu’alam bisshowab
Pewarta : Malik Fajar