Bandarlampung.Jabatan boleh tinggi,Namun soal adabiyah selalu ia junjung lebih tinggi. Dialah Mbak Nunik, sosok Wagub Santri. Demikianlah komentar salah satu warganet melihat betapa nilai-nilai kesantrian yang sangat kentara pada foto Wakil Gubernur Lampung Chusnunia (Nunik) saat bertemu dengan Bupati Pringsewu, Lampung KH Sujadi.
Saat penyambutan resmi Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung yang baru saja dilantik oleh Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, Rabu (12/6), nampak Nunik membungkukkan badan dan mencium tangan Bupati Pringsewu yang yang secara jabatan struktural berada di bawahnya.
Walaupun secara struktural, posisi wakil gubernur lebih tinggi dari seorang Bupati namun kader NU Lampung kelahiran Lampung Timur, 12 juli 1982 ini begitu menjunjung tinggi adab yang diajarkan dan didapatnya dari Pesantren Alhidayat, Lasem Rembang, dan Pesantren Al Ishom, Mayong, Jepara, Jawa Tengah.
KH Sujadi dan Mbak Nunik adalah dua kader NU yang saat ini mampu tampil memimpin di panggung politik Provinsi Lampung. Keduanya mampu menunjukkan bahwa seorang santri mampu memimpin dan memberi kemaslahatan bagi masyarakat.
KH Sujadi yang saat ini menjadi Wakil Ketua PWNU Lampung merupakan santri dan politisi senior serta berpengalaman menduduki jabatan publik. Karirnya diawali dari Anggota DPD/MPR RI Periode 2004 – 2009, Wakil Bupati Tanggamus 2008 – 2011, dan Bupati Pringsewu selama dua periode sampai dengan saat ini.
Pria kelahiran Bantir, Temanggung, Jawa Tengah 10 Juni 1960 ini merupakan alumni dari Pondok Pesantren Al- Asy’ariyah Kalibeber Wonosobo. Selain menjadi bupati, pria yang akrab disapa Abah Sujadi ini juga mengasuh pondok pesantren di kediamannya yang diberi nama Pesantren Nurul Ummah.
Sementara dikutip dari chusnunia.com, Mbak Nunik merupakan kader NU Milenial yang ‘moncer’ di dunia politik. Karirnya diawali pada 2004, dengan bergabung menjadi kader dan staf dari PKB di Jawa Tengah. Ia mendapat kepercayaan menjadi Kepala Administrasi dan Keuangan dari Fraksi PKB di DPRD Provinsi Jawa Tengah (2004-2005). Karena kinerjanya yang baik, Nunik diminta untuk menjadi staf di DPP PKB di Jakarta (2005-2008).
Putri dari KH Abdul Halim dan Kholisoh juga sempat menjadi Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja dan dipercaya menjadi Koordinator Zona di Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.
Prestasinya ini mampu menghantarkannya menjadi anggota DPR RI selama dua periode yakni 2009-2014 dan 2014-2019 dari Partai Kebangkitan Bangsa dan didaulat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB periode 2009-2014.
Selanjutnya, karir alumni S-2 Ilmu Politik Universitas Nasional dilanjut menjadi Bupati Lampung Timur. Baru dua tahun menjabat, pada 2018 ia mendampingi Arinal Djunaedi berkontestasi pada Pilgub Lampung 2018. Akhirnya ia terpilih menjadi Wakil Gubernur Lampung periode 2019-2024.
Harapan besar diberikan dipundak Mbak Nunik di antaranya dari Ketua PWNU Lampung, Prof. Muhammad Mukri. “Kalau dilihat dari sisi usia, Pak Arinal sudah matang dan Nunik yang milenial. Mereka sudah saling melengkapi. Lalu, dari jenis kelamin mereka berbeda, dan dari sisi parpol yang mengusung juga beragam. Artinya, saya yakin mereka akan kompak dan punya komitmen untuk berjuang bersama,” ungkapnya.
Rektor Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung ini berharap Mbak Nunik mampu mampu berkolaborasi dengan Arinal membawa Provinsi Lampung menjadi lebih baik lagi ke depan melalui sinergitas dengan berbagai elemen dan pihak.
Pengalaman Nunik selama ini diharapkan mampu meramu langkah terbaik untuk kemajuan Sang Bumi Ruwa Jurai ini. Keamanan daerah dan kondusivitas harus terjamin sehimgga potensi pembangunan berkembang pesat akan mudah dicapai. (Muhammad Faizin)
Sumber:Nuonline