PRINGSEWU – Rais Syuriyah PCNU Pringsewu KH. Ridwan Syuaib mengingatkan kepada ummat Muslim yang menjalankan Ibadah Puasa agar benar-benar memanfaatkan ibadah tersebut untuk meraih predikat taqwa sebagaimana ditegaskan oleh Allah SWT dalam Quran Surat Al Baqarah.
Jangan sampai Puasa dijadikan sebagai Ibadah yang hanya menahan lapar dan dahaga tanpa meraih fadhilah-fadhilah lainnya yang banyak terkandung dalam ibadah tersebut. Jika hanya lapar dan dahaga yang dilakukan lanjutnya, maka bisa dipastikan ketika buka puasa datang orang yang berpuasa tersebut hanya akan mengenyangkan perutnya dengan makanan dan minuman dengan sepuas-puasnya.
“Allah sangat membenci orang yang mengenyangkan perutnya walaupun dengan makanan dan minuman yang halal,” tegas Kiai yang akrab dipanggil Abah Ridwan ini saat mengisi materi Jihad (Ngaji Ahad) Sore di Gedung NU Pringsewu, Ahad (28/5/17).
Lebih lanjut Abah Ridwan menjelaskan bahwa tipe puasa orang yang hanya menahan lapar dan haus ini adalah tipe pertama dari orang yang berpuasa yaitu puasanya orang umum.
“Ada tiga tipe orang berpuasa. Pertama puasanya orang umum, kedua puasanya orang khusus dan yang ketiga puasanya orang khowasul khowas (sangat khusus),” jelasnya.
Puasa orang khusus lebih dari orang umum dimana Ia tidak hanya menahan lapar namun juga menahan diri untuk tidak melakukan kemaksiatan. Puasa orang khusus menjaga anggota badannya seperti mulut, tangan, telinga, mata dari berbuat dosa.
“Puasa orang khusus adalah puasanya orang sholih yang lebih menekankan kepada kualitas puasa,” katanya pada Jihad Sore yang dihadiri Bupati Pringsewu KH. Sujadi dan Ketua MUI Kabupaten Pringsewu Kh. Hambali tersebut.
Tingkatan yang paling tinggi adalah puasanya orang yang sangat khusus atau Khowasul khowas yang merupakan puasanya para Nabi. Puasa khowasul khowas lebih dari puasa orang umum dan khusus karena dalam berpuasa mereka meninggalkan segala bentuk kesenangan dunia.
Puasa khowasul khowas ujarnya benar-benar menyerahkan diri kepada Allah melalui Ibadah puasa dengan tidak memikirkan hal-hal duniawi yang sering mengganggu kekhusuan orang dalam beribadah.
Diujung penyampaian materinya, Abah Ridwan mengajak kepada jamaah untuk berusaha menjadikan Bulan Ramadhan dan Ibadah puasa sebagai kawah candradimuka dalam pembentukan jiwa-jiwa yang bertaqwa kepada Allah SWT. (Muhammad Faizin)