J akarta, NUPringsewu.or.id . Rois Aam PBNU KH. Miftahul Akhyar mengapresiasi langkah Lembaga Taklif wa Nasyr (LTN) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam menggelar program Madrasah Teknologi Informasi Sesi 1 melalui Zoom meeting pada Sabtu (31/10).
LTN telah memeras otak bagaimana mempersiapkan santri dan menciptakan muda NU, maka melalui Madrasah IT ini semoga warga NU mampu berkiprah di era yang sedang mengalami perubahan yang serba cepat ini. ”Katanya.
Melalui Madrasah Teknologi Informasi kiai Akhyar optimis, warga nahdliyin mampu merespon perubahan yang telah membawa dampak disrupsi hampir disemua sektor kehidupan manusia di muka bumi.
“Karena generasi muda NU memiliki dua sayap yang akan mampu terbang(:merespon) dan eksis. Kedua sayap itu yakni keilmuan agama dan ilmu umum atau penguasaan teknologi.”Imbuhnya saat membuka secara resmi kegiatan yang disiarkan secara live oleh 164 channel di youtube.
*Teknologi Bikin Murah dan Mudah*
Sesi perdana Madrasah Teknologi Informasi mengusung tema Disrupsi Teknologi, Vuca, dan Generasi Muda NU.
Keynote Speaker pada sesi ini di antaranya Prof.Rhenald Kasali. Dalam penyampaian materinya, ia memaparkan bahwa dari dulu teknologi selalu mengubah kehidupan dan menciptakan perubahan. Ada Perubahan yang sedikit- sedikit,
seperti manusia membangun rumah dan melakukan renovasi. Ada perubahan radikal yang disebut Disruption.
“Ciri disruption meniscayakan teknologi yang lama menjadi obsolete(usang). Contohnya pabrik es batu yang terbengkalai digerus teknologi home appliance yaitu lemari es.”Terang Komut Telkom ini.
Era digital disruption lanjutnya juga telah mengubah cara pandang, mindset, cara belajar, ilmu yang dipakai, lapangan kerja, profesi hingga jenis usaha. Keadaan ini harus disadari oleh semua pihak termasuk Pesantren dan warga NU dan menjadi tantangan yang harus dihadapi.
“Kedatangan teknologi selalu memudahkan dan memurahkan. Dampak positipnya teknologi bisa merubah cara dan memampukan sektor kecil.”Ungkap pakar Disrupsi Indonesia.
Karena itu, Rhenald mengajak kaum santri dan warga NU untuk menguasai teknologi.
“Kaji terus teknologi berdampingan dengan kitab kuning yang dipelajari, supaya kita relevan sepanjang zaman.” Pesanya.
Selain Prof.Rhenald, hadir memberikan sambutan Dirjen SDPPI kemenkominfo Ismail, Deputi IV KSP, Juri Ardiantoro serta pemateri utama Dadang Kadarusman dari Master of Change Management.
Ketua LTN PBNU Hari Usmayadi menuturkan, kegiatan digelar untuk memberikan kesadaran kepada generasi muda NU sehingga dapat memahami disrupsi teknologi yang terus bergerak. Kemudian target yang diikhtiarkan LTN PBNU yakni kelompok muda NU dapat terlibat dalam medan perkembangan teknologi yang ada.
“Acara mengusung tema besar Tantangan NU di Era Disrupsi ini direncanakan diadakan sebanyak 15 sesi setiap 2 minggu sekali. Dengan judul sesi yang spesifik di tiap cabang teknologi,” jelasnya.
Dia berharap, para generasi muda NU bisa mempersiapkan diri menjadi pemain di medan yang mengganggu teknologi 3-10 tahun mendatang. Jika hal itu sudah terjadi, maka organisasi NU optimis dapat meraih masa depan bangsa Indonesia yang gemilang.
Pertemuan zoom ini menjadi menarik karena di sesi akhir panitia membagikan doorprize kepada peserta yang beruntung berupa telepon genggam, kaos, tas, botol minum, power bank, payung dan pulsa sebesar 1 juta. (jSr)