RAIHLAH CAHAYA,JAUHI KEGELAPAN

Pringsewu.Mustasyar PCNU Pringsewu, KH.Sujadi Saddad menyampaikan, salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yang masyhur sebagai pejuang emansipasi wanita pada masa kolonial Belanda, yakni R.A Kartini merupakan wanita sholihah yang mengamalkan al Quran.
“Kartini dalam memperjuangkan hak-hak wanita Indonesia pada masa kolonial dulu, begitu gigih dan tidak kenal menyerah itu dikarenakan beliau mengamalkan salah satu ayat dalam surat al Baqoroh ini.” Katanya dalam pengajian rutin malam Rabu di Pondok Pesantren Nurul Ummah Pagelaran Pringsewu(27/03).

Ayat yang dimaksud menurut abah Jadi, demikian ia disapa. Yaitu Surat Al.Baqoroh ayat ke 257 yang artinya: Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Mendasarkan ayat ini lanjut Kyai yang juga Bupati Pringsewu, secara gamblang R.A Kartini menuangkan ide dan gagasan perjuanganya dalam sebuah buku yang sangat melegenda hingga kini yaitu “Habis Gelap Terbitlah Terang.”
“Buku ini jelas sekali terinspirasi oleh firman Allah yang artinya, Dia(Allah) mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Mengapa? Karena kartini ini ya ngajinya sama kyai.” Tegasnya.

Kartini dan kaumnya dalam sejarah, dahulu terbelenggu oleh tradisi adat jawa serta represi penjajah Belanda(tekanan barat) yang cenderung membatasi kaum wanita untuk belajar dan berkarya bagi lingkunganya.

Kondisi demikian kemudian mendorong Kartini mencoba meretas jalan menuju benderang membebaskan kaumnya dari kebodohan dan keterbelakangan. Untuk itu Kartinipun mengkaji Al Quran pada seorang kyai yang bernama KH.Sholeh bin Umar yang masyhur dengan sebutan Kyai Sholeh Darat.
“Namun sayangnya, sosok kartini yang santri ini tidak ditulis dalam sejarah.” Imbuhnya.

Selanjutnya abah Jadi meneruskan kandungan tafsir ayat ini dengan mengajak kepada jamaah yang hadir untuk mengikuti jalan cahaya (nur) yang merupakan Jalan Allah Swt serta menjauhi kesesatan, kekufuran dan kegelapan( dlulumat) yang merupakan jalan setan.

“Karena itulah dalam ayat ini Allah mengungkapkan lafal an-nur dalam bentuk tunggal, sedangkan lafal Dlolam (kegelapan) diungkapkan-Nya dalam bentuk jamak. Dengan kata lain, disebutkan demikian karena perkara yang hak itu satu, sedangkan perkara yang kufur itu banyak ragamnya dan semuanya adalah batil.” Pungkasnya.
(JunaSr)

About Admin

Istiqomah dalam Berkhidmah

Check Also

KH. Marzuqi Mustamar Bakal Hadir Di Pringsewu Lampung

NUPringsewu | Dr. K.H. Marzuqi Mustamar, M.Ag. adalah Pimpinan Pondok Pesantren Sabiilul Rosyad, Kota Malang, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *