Bandar Lampung. Pentingnya Ukhuwah dalam keberagaman harus terus digaungkan ditengah masyarakat Indonesia yang terdiri dari suku, agama dan ras yang berbeda-beda. Masing-masing komponen bangsa harus menyadari bahwa keberagaman yang ada saat ini merupakan sunnatullah yang tidak bisa dipungkiri.
“Setidaknya ada tiga Ukhuwah yang harus dikembangkan di tengah masyarakat kita yaitu ukhuwah Islamiyah (persaudaraan umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan bangsa), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan umat manusia). Ukhuwah basyariyah bisa juga disebut ukhuwah insaniyah.” Kata H.Indrajaya selaku narasumber dalam kegiatan Dialog Kerukunan Umat Beragama yang di selenggarakan Kantor wilayah kementrian agama provinsi Lampung di hotel Kurnia dua bandar lampung (12/07/2019).
Ukhuwah islamiyah dapat terwujud bila sesama saudara muslim merasa saling bersaudara walaupun berada di belahan bumi lain. Ukhuwah wathaniyah terjadi bila sesama warga bangsa saling bersaudara dan merasa menjadi bagian dari bangsa yang satu.
“Misalnya seperti bangsa Indonesia, ukhuwah model ini tidak dibatasi oleh sekat-sekat primordial seperti agama, suku, bahasa, gender dan lain sebagainya.”Terang Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag propinsi Lampung.
Hampir sama dengan ukhuwah wathaniyah,ukhuwah basyariyah menurutnya juga tidak dibatasi oleh oleh identitas dan latar belakang tertentu dan merupakan level tertinggi karena memandang perbedaan diantara manusia merupakan ketentuan Sang Khaliq.
“Pada praktiknya ukhuwah Wathaniyah telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad melalui Piagam Madinah dimana pada fase tersebut Rosulullah mampu mempersatukan kaum muhajirin dan ansor di tengah-tengah warga Madinah yang terdiri dari berbagai suku dan agama seperti pemeluk Yahudi, Nasrani dan sisa-sisa kaum musyrik.”Tambahnya.
Maka dari itu ia mengajak serta para perwakilan ormas dan pegiat keagamaan khususnya di Lampung agar bersungguh-sungguh menebarkan moderasi Islam di tengah umat.
“Perkuat toleransi agar terwujud rasa aman dan nyaman dalam hubungan sosial. Hindarkan fanatisme berlebihan baik dalam beragama maupun pilihan politik. Ingat, persatuan dan kesatuan adalah kunci kemajuan bangsa.” Pungkasnya.
Kegiatan dialog kerukunan umat beragama ini berlangsung tiga hari(12-14 Juli 2019), diikuti oleh peserta dari perwakilan ormas dan lembaga keagamaan dari kabupaten dan kota se propinsi lampung.(JunaSr)