PRINGSEWU – Jam’iyyatul Quro wal Huffad (JQH) NU Pringsewu sebagai Badan Otonom Jamiyyah Nahdlatul Ulama yang menaungi para Hafidz dan Hafidzah mengadakan Semaan Rutin secara bergilir di Masjid, Musholla dan Rumah Masyarakat yang ada di Kabupaten Pringsewu.
Menurut Ketua JQH NU Kabupaten Pringsewu Jumangin, kegiatan program semaan yang dilakukan setiap selapanan (36 hari) sekali ini ditujukan untuk menjalin ukhuwah sekaligus mempertahankan hafalan yang telah dimiliki oleh para anggota.
“Kegiatan ini sudah berjalan lebih kurang lima tahun dan alhamdulillah dapat memperkuat jamiyyah dan lebih melancarkan hafalan para anggota,” katanya, Ahad (3/9) disela-sela kegiatan semaan di yang dilaksanakan dikediaman Ketua MUI Pringsewu KH. Hambali.
Kegiatan Semaan tersebut lanjut Jumangin, ditempatkan berdasarkan permintaan dari tuan rumah penyelenggara.
“Banyak sekali Takmir Masjid dan Musholla ataupun perorangan yang ingin berketempatan. Seperti hari ini kegiatan semaan kita laksanakan didua tempat sekaligus karena masing-masing tempat ingin berketempatan untuk semaan,” terangnya seraya mengatakan pihaknya akhirnya membagi anggota kedua tempat tersebut.
Kedepan lanjut Jumangin, pihaknya akan terus memperhatikan perkembangan hafalan dari para hafidz dan hafidzah baik yang sudah senior maupun yang baru lulus dari pesantren dan bergabung di JQH.
“Kita akan menyusun metode yang tepat dalam pelaksanaan semaan agar hafidz yang belum lancar dapat lebih lancar dan yang sudah lancar dapat mempertahankannya dengan baik,” ujarnya.
Potensi para hafidz di Kabupaten Pringsewu menurutnya sangat bagus. Banyak pesantren tahfidzul quran yang banyak menelurkan para hafidz disamping para alumni dari pulau Jawa.
“Dan para alumni ini memerlukan wadah untuk berkomunikasi dengan sesama hafidz,” katanya.
Jumangin berharap Jamiyyah ini terus dapat berkhidmah untuk mengayomi para hafidz yang merupakan orang terpilih menghafalkan firman Allah SWT.
“Insyaallah keberkahan akan terus mengayomi daerah yang didalamnya banyak orang yang peduli kepada para hafidz dan hafidzah,” pungkasnya. (Muhammad Faizin)