Manusia yang Sempurna Shalatnya adalah Manusia Paripurna

PRINGSEWU – Mustasyar PCNU Kabupaten Pringsewu KH Sujadi menegaskan bahwa seseorang yang melakukan shalat secara sempurna berikut dengan rangkaian ibadah yang mengiringi seperti wudhu, dzikir dan sebagainya merupakan insan yang paripurna.

Hal ini disampaikannya dalam Kajian Tafsir Surat Al-Maun pada Ngaji Ahad Pagi (Jihad Pagi) yang dilaksanakan di Gedung NU Kabupaten Pringsewu, Ahad (16/4).

Hikmah dari paripurnanya shalat seseorang menurut Alumni Pesantren Al-Asyariyyah Kalibeber Wonosobo Jawa Tengah ini dapat terlihat dari kesehatan lahir dan bathin yang terus mengiringinya dalam kehidupan.

Jama’ah Ngaji Ahad bersama Mustasyar PCNU Kabupaten Pringsewu KH Sujadi | FOTO : Muhammad Faidzin

“Banyak sekali nilai-nilai kesehatan dalam rangkaian ibadah shalat yang dilakukan dengan sempurna,” katanya sembari mencontohkan bagaimana beberapa penyakit yang dapat sembuh melalui kualitas rangkaian ibadah shalat.

Di antaranya adalah penyakit pernafasan yang dapat sembuh dengan menyedot air melalui hidung saat berwudhu dan anggota tubuh yang sakit dapat sembuh dengan mengusapkan bekas air wudhu yang masih menempel dibagian yang sakit tersebut.

“Ini hal sepele tapi jangan menyepelekan barang sepele,” tegas kiai yang juga Bupati Pringsewu terpilih untuk 5 tahun ke depan ini.

Kesempurnaan kualitas saat pelaksanaan shalat lanjutnya, dapat dilakukan dengan menyatukan hati, pikiran, ucapan dan tindakan shalat. “Seseorang yang tidak bisa menyatukan hal ini akan terlihat pengaruhnya dalam mental dan prilakunya ketika diluar sholat. Dan Rasul mengatakan bahwa ini adalah shalatnya orang munafik,” tegasnya.

Oleh karenanya dimomen bulan Rajab 1438 H ini, ia mengajak umat Islam untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas shalat dengan ikhlas karena Allah SWT.

“Jangan sampai ada riya dalam shalat kita. Rasulullah menyabdakan bahwa di neraka ada lubang besar yang diperuntukkan bagi orang yang pamer atau riya dalam shalatnya,” katanya.

Ia juga mengajak untuk senantiasa menghadirkan hati dalam shalat kepada Allah dan jangan sekali-kali memikirkan bentuk fisik dari Allah.

“Tafakkaruu fi kholqillah walaa tafakkaruu fi dzaatillah. Berpikirlah tentang ciptaan Allah dan janganlah memikirkan dzat Allah. Jika ada sampai terlintas bentuk Allah seperti ini dan seperti itu bisa dipastikan itu bukan Allah SWT,” pungkasnya. (Muhammad Faizin)

About Admin

Istiqomah dalam Berkhidmah

Check Also

Amal Saleh Ini Jadi Sebab Sekeluarga Masuk Surga

Pringsewu – Mustasyar PCNU Pringsewu KH. Sujadi Sadad mengungkapkan pentingnya menyambung ikatan ruhani kepada arwah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *