Lima Tahun Jihad Pagi, Oase Sejuk bagi Warga Pringsewu

Pringsewu, NUPringsewu.or.id -Tak terasa Separuh dekade Jihad (Ngaji Ahad) Pagi telah berjalan. Kajian Islam tiap hari Ahad mulai pukul 06.00-07.00 pagi ini setia menyajikan berbagai menu santapan ruhani seperti Tafsir Al Qur’an, Fiqh, Hadits hingga Tasawwuf.

Gedung PCNU Pringsewu menjadi saksi langkah kaki para Nadliyin selama ini. Mereka datang dari berbagai penjuru bumi berjuluk Jejama Secancanan untuk tolabul ilmi.

Kitab kuning yang menjadi rujukan serta  pola Bandongan dalam kajianya, telah menorehkan hidmah kebijaksanaan ala pesantren yang terus lestari di hati sanubari.

Inilah Potret Jihad Pagi, la akla wa la syarba ( tanpa snek dan minum ) menjadi laku tirakatnya, Santun dan mencerahkan adalah spiritnya.
Jihad Pagi telah menjadi Oase menyejukkan bagi warga Pringsewu.

Jihad Pagi dalam lukisan Alam
Menandai rasa syukur atas nikmat Jihad Pagi yang telah berusia lima tahun,  PCNU Pringsewu menggelar Jihad Pagi dengan suasana yang berbeda dari biasanya.

Mengambil tempat halaman Menara Pandang komplek Bendungan Way Sekampung di desa Bumiratu kecamatan Pagelaran Pringsewu, pagi itu dengan berkendaraan, Orang tua, remaja hingga balita berduyun-duyun menyusuri jalan berkelok juga naik turun menuju ke lokasi ini yang berjarak 10 KM dari kota Pringsewu.

Menara Pandang, foto by Ferdy

Mentari yang baru saja terbangun dari lelapnya, seolah tersenyum cerah. Sinarnya menelisik lembut memanjat Menara Pandang yang menjulang kokoh, mengetuk dinding dan pintu Rumah Adat Lampung disampingnya yang berwarna coklat walnut lalu turun membelai dedaunan taman di sisi bangunan.

tempat ini terasa di guyur barokah saat ratusan ‘Mujahidin’ mendengarkan kalam Ilahi yang kali ini sampai pada Tafsir Surat Al Buruj yang dibawakan oleh KH.Sujadi.

Jamaah Jihad Pagi menyimak materi Tafsir Al Quran oleh KH.Sujadi

Para mujahid ini mendengarkan dengan hidmat uraian ayat demi ayat. Sesekali mereka termenung dan tafakkur. Nampak, jamaah yang hadir bagai kupu-kupu yang silih berganti menyesap sari pati bunga di pagi hari.

Dunia yang sementara, Akhirat kekal adanya
Beberapa uraian dan mutiara hikmah terus di gali oleh Bupati yang Alumni Pesantren Al Asy’ariyah Wonosobo dihadapan jamaah Jihad Pagi.
“Renungkan, kita ini mahluk Allah yang sangat kecil, lebih kecil dari debu yang nempel pada biji. Tidak ada apa-apanya kita dari Alam semesta raya ini. Apalagi dengan Kekuasaan Allah Swt”Ingatnya pada Ahad, 23/02/2020.

Menyadari atas kekuasaan Allah SWT lanjutnya, akan menghindarkan manusia dari sikap sombong dan angkuh. Manusia akan lebih berhati-hati dan tidak sembrono menilai sesuatu. Lebih-lebih yang menyangkut soal musibah maupun bencana yang terjadi akhir-akhir ini.
“Seperti wabah virus corona, jangan dicap sebagai azab atau laknat dari Allah kepada etnis china, hanya karena mereka kafir (non muslim). Siapa tau, dengan musibah itu mereka dapat hidayah. Jangan malah memojokkan mereka ketika ada musibah.” Tegasnya.

Di tengah uraian tafsir Al Quran, tak lupa Abah Jadi demikian ia disapa, menyelipkan Syi’iran bahasa Jawa “Eling-Eling Siro Manungso” sebagai berikut:
“Ojo siro banget-banget, nggonmu bungah ono dunyo. Malaikat jurupati, lirak lirik marang siro. Nggone nglirik malaikat, arep njabut nyowo niro. Nggone jabut angenteni, dawuhe kang Moho Mulyo, Sauwise didawuhi banjur tandhang karo kondo, aku iki mung sak dermo, siro ora keno semoyo.”

Syiiran/syair ini mengingatkan masa kecil dulu ketika berada di masjid atau surau, dimana syair ini dilantunkan sebagai puji-pujian/sholawatan sambil menunggu imam datang.

Melalui syair ini abah Jadi mengingatkan agar manusia menyadari kalau ajal bisa sewaktu-waktu datang menjemput. Maka  amal sholeh selama didunia akan menjadi sebaik-baik bekal di akhirat kelak.

Mentari yang perlahan meninggi, suasana sejuk yang berangsur hangat menutup sesi Jihad pagi.

Anak-anak berlarian kesana kemari menikmati indahnya panorama bendungan seluas 800 hektar ini.

Panorama bendungan Way Sekampung, Pringsewu Lampung

Anginpun perlahan berhembus menuruni perbukitan di sisi kiri lokasi menambah suasana kebersamaan.

Tawa dan canda mereka yang membawa serta keluarga makin renyah terdengar. Tak lupa diantaranya bergantian mengambil photo dari smartphone, seolah moment indah Jihad pagi kali ini enggan terpisah dari lembar kenangan.

Tumpengan kebersamaan
Melengkapi tasyakuran lima tahun Jihad Pagi, Bupati Pringsewu memotong tumpeng di dampingi ketua PCNU Pringsewu, H.Taufik Qurrohim, Ketua MUI kabupaten Pringsewu H.Hambali dan Para Kyai.

Setelahnya, Abah Jadi melounching secara resmi Buku Mutiara Hikmah Jihad Pagi berisi kumpulan materi Jihad Pagi sepanjang 5 tahun sejak pertama kali di gelar 22 Februari 2015.

Bupati Pringsewu KH Sujadi dan Ketua PCNU Pringsewu H.Taufik Qurrohim lounching Buku Mutiara Hikmah Jihad Pagi

Hadir pada kesempatan ini Wakil Ketua DPRD dan para anggota DPRD Pringsewu, para camat, lurah, dan pengurus NU di Pringsewu.(junaSr)

About Admin

Istiqomah dalam Berkhidmah

Check Also

Amal Saleh Ini Jadi Sebab Sekeluarga Masuk Surga

Pringsewu – Mustasyar PCNU Pringsewu KH. Sujadi Sadad mengungkapkan pentingnya menyambung ikatan ruhani kepada arwah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *