Pringsewu. Radikalisme dan Liberalisme menjadi ancaman serius bagi Nahdlatul Ulama dan Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) dewasa ini. Kedua Ideologi ini jika dibiarkan akan memecah belah umat dan bangsa.
“Jangan sampai Indonesia menjadi korban sehingga bernasib seperti Irak dan libya.” Tegas Pengasuh Pon-pes al Ihram Kalideres Jakarta, KH.Abdurrahman Shoheh saat mengisi ceramah di Jihad (Ngaji Ahad) Pagi gedung PCNU Pringsewu, 6/10/2019.
Mengantisipasi dua ideologi ini ia mengingatkan kembali agar warga NU memperkuat Jam’iyahnya dengan terus melestarikan dakwah NU yang rahmatal lil alamin dan moderat.
“Menghadapi ini maka mari kita perkuat semangat Himayatut din(menjaga agama) dan himayatut daulah(menjaga negara).”Imbuhnya.
Menurutnya sudah saatnya warga NU waspada dan tidak terjebak pada penampilan luar kelompok ini yang suka menggunakan simbol agama dan ayat-ayat al Qur’an untuk kepentingan mereka.
Karena sesungguhnya yang demikian itu bertujuan mengadu domba.
“Indonesia ini beda, tidak seperti timur tengah. Hanya dengan islam yang wasathon(moderat)lah dapat merekatkan keberagaman yang ada.” Katanya.
Untuk itu Rois Suriyah PCNU Jakarta barat ini menghimbau agar membetengi keluarga dari bahaya kedua paham ini.
“Siapkan anak-anak kita untuk cinta NU.Masukkan ke pesantren dan sekolah milik NU, Jangan jadi keluarga abu-abu(tidak jelas NU -nya).”Imbuhnya.
Selain itu yang harus diwaspadai lanjutnya, mereka terang-terangan membajak masjid-masjid NU dengan cara menyusupkan para khotib dan imam yang berpaham eksklusif yang bertentangan dengan faham aswaja annahdliyah.
“Tanpa permisi tiba-tiba mereka tampil menjadi Imam di masjid kita, ujung-ujungnya masjid mereka kuasai dan amaliyah kita dibid’ahkan.” Pungkasnya.
Hadir pada jihad kali ini, Mustasyar juga Bupati Pringsewu, KH.Sujadi, ketua PCNU Pringsewu, H.Taufiq kurrohim dan ketua MUI Pringsewu H.Hambali.(junaSr)