Kyai Mahfudz: Dakwah Wali Songo itu Radikal!

Pringsewu. Misi dakwah NU yang paling esensi adalah menyematkan nilai-nilai Ahli Sunnah wal Jamaah yang telah dicontohkan para Wali Songo kepada semua lapisan masyarakat,tanpa membedakan suku,agama, budaya dan latar belakang serta profesi seseorang.Nilai-nilai yang di dakwahkan para Wali ini terbukti sama sekali tidak menimbulkan kegaduhan dan perpecahan di tengah masyarakat. Justru dengan kepiawaian para wali, masyarakat yang tadinya penganut kuat Hindu, Budha dan aliran kepercayaan dapat di Islamkan.Nilai-nilai Aswaja model inilah yang sejalan dengan yang dicontohkan oleh Rosulullah SAW yaitu nilai-nilai yang Rahmatan lil Alamin.

“Ulama, kyai dan para wali dulu itu hanya Nglambeni(memakaikan aqidah dan ahlaq Islam) pada masyarakatnya.Dakwahnya merangkul bukan mukul.Maka Organisasi NU itu fungsinya ya Nglambeni.”Ungkap KH Mahfudz Ali dikediamanya (6/9).

Upaya dakwah Wali Songo ini menurutnya karena dalam sanubari para wali telah tertanam sikap radikal dalam beragama. Radikal dari asal kata radix yang berarti akar.Atau segala sesuatu yang sifatnya mendasar sampai keakar-akarnya.

“Wali songo itu Radix, Dakwahnya Radikal sampai ke akar-akarnya.Mereka berdakwah tidak hanya pada orang hidup, bahkan yang sudah  meninggalpun ditebus dengan Dzikir Fida’ supaya jangan masuk neraka. NU pun demikian. Makanya ada Tahlilan,yasinan, Fida’an dan amaliah-amaliah lainya yang tujuanya mengantarkan masyarakat ini selamat di dunia dan di Akherat kelak.”Imbuh Mustasyar PCNU Pringsewu.

Kyai Mahfudz demikian ia disapa juga menyebut Ulama-Ulama Mujtahid -yang mehasilkan karya-karya besar dalam bidang fiqh, sehingga masyarakat muslim saat ini dapat mengaplikasikan hukum-hukum syariat- juga mempunyai sikap radikal dalam menggali hukum dari Al Quran dan Hadits.
“imam mujtahid itu ya radix, karena upaya yang sungguh-sungguh dalam memahami detil-detil istinbath hukum, sehingga kita tinggal baca kitabnya.”Tukasnya

Karena pemahaman islam yang radix inilah lanjut kyai Mahfudz, Wali Songo sangat mengerti dan memahami bagaimana cara berdakwah tanpa harus bebenturan dengan budaya lokal setempat.
“jadi kalau dakwahnya lebih mengarah pada perpecahan, dan permusuhan maka dipastikan pemahaman agamanya tidak utuh. Keilmuanya dalam mendalami islam tidak sampai ke akar-akarnya alias belum khatam.”Katanya sambil senyum.

Maka pesan kyai yang pernah menjabat ketua Tanfidliyah PCNU Pringsewu ini mengingatkan untuk senantiasa melestarikan nilai-nilai dakwah wali songo dalam segala aspek hidup bermasyarakat maupun dalam organisasi NU.
“NU itu fleksibel siapapun boleh masuk. Sama dengan Ulama dan kyai-kyai yang ada di dalamnya juga berwarna-warni. Ada kyai yang keras, ada kyai yang longgar. Tapi semua punya satu niat, yakni melayani, mengayomi dan membimbing ummat kepada jalan yang selamat.”Pungkasnya.(JunaSr)

About Admin

Istiqomah dalam Berkhidmah

Check Also

KH. Marzuqi Mustamar Bakal Hadir Di Pringsewu Lampung

NUPringsewu | Dr. K.H. Marzuqi Mustamar, M.Ag. adalah Pimpinan Pondok Pesantren Sabiilul Rosyad, Kota Malang, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *