Pringsewu,NUPringsewu.or.id – Melimpahnya informasi yang berkembang saat ini memudahkan manusia mengupdate informasi apapun termasuk di dalamnya tentang ilmu agama.
Dengan mudahnya, seseorang bisa belajar agama melalui media sosial seperti Youtube. Berbagai pandangan keagamaan dari beragam nara sumber telah tersaji. Tinggal klik tema tertentu maka ribuan konten terkait akan tampil.
Dulu, seseorang yang menuntut ilmu harus menempuh jarak dan waktu cukup lama, sebaliknya dengan teknologi yang ada saat ini, waktu dapat di ringkas, jarak bisa dilipat sedemikian rupa. Akibatnya orang malas bergerak mendatangi guru/kiai.
Keadaan demikian menyebabkan orang lalu ngaji lewat youtube lupa mendatangi majlis taklim maupun mondok di pesantren. Dianggapnya belajar agama cukup dengan online.
“Jangan sampai kita ngefans berat dengan ustad di youtube, tapi melupakan guru kita sendiri yang telah ngajari alif-ba-ta.” Pesan KH.Muhayat saat pengajian Tri Wulan IMAP(Ikatan Mutakharijin Al Falah Ploso) Lampung, di Komplek Al Husein PP.Nurul Huda Pringsewu Lampung.(7/03)
Padahal guru adalah kunci kebahagiaan dan keberkahan ilmu seorang murid. Begitu juga kesuksesan santri di tengah masyarakat, amat bergantung pada sejauh mana murid menjaga hubungan baik dengan gurunya. Murid akan buta tanpa ada bimbingan dari guru.
Sebab, guru ibarat penerang di saat gelap maka sudah selayaknya murid mengagungkan dan memuliakanya.
Konskwensi agar murid mendapat keberkahan ilmunya tiada jalan lain kecuali Sam’an wa tha’atan, mendengar dan mematuhi apa pun yang diarahkan gurunya.
“Seorang murid di hadapan gurunya,ibarat jenazah di hadapan orang yang memandikannya.”Lanjut kiai yang juga Pengasuh Ponpes Al Falah Rumbia Lampung Tengah.
Dihadapan ratusan alumni Pesantren Al Falah Ploso Mojo Kediri, hal senada juga di pesankan oleh sesepuh IMAP, KH.Sa’dullah. Kiai sepuh yang demen mengenakan blangkon dan jaket Banser ini mengingatkan kembali dawuh Pendiri Pesantren Al Falah Ploso, Syaikhona KH.Jazuli Usman tentang pentingnya mengaji dan mengajarkan Ilmu.
“Ingat selalu thoriqohnya mbah Jazuli, Afdholut thuruq, thoriqot ta’lim wa taallum-sebaik-baik thariqah, thariqah belajar dan mengajar ilmu”Tegasnya.
Sementara ketua MUI Pringsewu KH Hambali pada kesempatan itu menyampaikan pesan Ibu Nyai Rodliyah Jazuli dan putranya KH.Khamim Jazuli (Gus Miek) agar santri tidak muluk-muluk dalam mengajarkan ilmu.
“Pesan bu nyai kepada saya, mulang ojo duwur-duwur, ngumpulne tangga mulang turutan, marai sholat kuwi berkahe gedi banget. Gus Miek juga berpesan, ngaji, ngaji! Ojo sampe ora tholabul halal(bekerja halal).”Kenangnya.
Pertemuan IMAP Lampung ke-6 ini seperti biasa dibacakan kitab Minahus Saniyah oleh ustad Ali Imron dari Lampung Tengah. Selanjutnya digelar musyawarah alumni terkait program organisasi diantaranya pembentukan pengurus IMAP tingkat kabupaten dan realisasi pembangunan gedung Graha IMAP Pusat.
Sebelumnya, ditempat yang sama juga di gelar semaan al Quran 30 juz oleh Jamiyatul Qurro wal Huffad (JQH) Pringsewu dilanjutkan pembacaan aurod Dzikrul Ghofilin dipimpin Mustasyar PCNU Pringsewu. KH.Anwar Zuhdi
Reporter: Hasbi Athoillah
Editor : Fathurahman
Sumber : Disini