Istighotsah secara bahasa dari kata al gouts bermakna pertolongan. Al Ghouts Jika diikutkan pada wazn istif’al menjadi ‘istighotsah’,maka berarti memohon pertolongan.
Istighotsah telah menjadi tradisi yang tidak bisa dipisahkan terutama oleh kalangan santri di pesantren maupun dalam kegiatan ke-NU-an.
Saat pandemi corona sekarang ini istighotsah menjadi sesuatu yang urgent.Para ulama bahkan menganjurkan istighotsah dilakukan dalam keadaan sukar dan genting,
“طلَبُ الغَوْثِ عِنْدَ الشِّدَّة وَالضِّيْقِ”
Kalau saat normal biasa dilakukan dengan berkumpul dalam satu majlis, maka istighotsah disaat pemberlakuan ‘sosial distancing’ saat ini diselenggarakan secara daring atau online.
Disamping mempertimbangkan situasi kondisi, Istighotsah juga ampuh dipanjatkan di bulan-bulan Istimewa, Bulan sya’ban salah satunya.
Karena istimewanya bulan ini, maka para ulama telah memberikan contoh bagaimana pentingnya menghidupkan malam nishfu sya’ban. Imam Syafi’i bahkan mengatakan, malam nishfu sya’ban sebagai malam yang mustajabah (doa yang dipanjatkan kepada Allah cepat terkabul) seperti tertulis di kitab Sunanul Kubro,
قَالَ الْبَيْهَقِي قَالَ الشَّافِعِي وَبَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِي خَمْسِ لَيَالٍ فِي لَيْلَةِ الْجُمْعَةِ وَلَيْلَةِ اْلأَضْحَى وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ (أخرجه البيهقي في السنن الكبرى رقم 6087)
Ahli hadis al-Baihaqi mengutip dari Imam Syafi’i: ” Telah sampai kepada kami bahwa doa dikabulkan dalam lima malam, yaitu awal malam bulan Rajab, malam Nishfu Sya’ban, dua malam hari raya dan malam Jumat” (as-Sunan al-Kubra No 6087)
Dan malam nanti menjadi momentum yang pas untuk bersama-sama beristighotsah secara daring dirumah masing-masing.
Seperti istighotsah yang akan dilaksanakan oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur yang akan dipimpin oleh 19 kiai pun akan digelar secara online mulai pukul 19.30 Wib yang menurut KH.Marzuki Mustamar, ketua PWNU Jatim, akan disiarkan langsung oleh 19 media televisi dan radio lokal se – jatim serta via platform media sosial seperti youtube, Facebook dan Instagram.
Beberapa pesantren pun melakukan Istighotsah daring dan juga ngaji online kepada para santrinya yang baru-baru ini terpaksa harus ‘dirumahkan’ lebih awal.
Tentunya momentum malam nishfu sya’ban di tengah pandemi covid-19 ini menggerakkan kita agar lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt dibarengi dengan munajat seluruh bangsa memohon pertolonganNya supaya pandemi korona segera diangkat dari bumi Indonesia.
Berikut tata cara Amaliyah Istighotsah para santri Al Falah Ploso Mojo Kediri ketika bertepatan dengan malam nishfu Sya’ban:
1.Setelah Sholat Maghrib membaca Surah Yasin 3 kali. Masing-masing diniati sebagai berikut:
-Yang pertama diniati panjang umur dan diberi kekuatan selalu taat beribadah kepada Allah Swt.
-Yang kedua diniati menolak musibah, termasuk covid19.
-Yang ketiga diniati agar hanya Allah yang mencukupi dan tidak bergantung pada selain Allah.
2. Selesai Surah Yasin, lalu membaca doa sebagai berikut:
اللَهُمَّ يَا ذَا المَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ. اللَهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِي، وَاكْتُبْنِي عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الحَقُّ فِي كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ “يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ” وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
Artinya:
Artinya, “Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.
Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.”
Fathurahman, wakil sekretaris PCNU Pringsewu
Sumber:Disini