Nama Nahdlatul Ulama (نهضة العلماء) sangat familiar di telinga umat Islam di Nusantara. Orang-orang Indonesia lebih sering menyebutnya dengan sebutan “NU” saja.
Nahdlatul Ulama atau NU ini dikenal sebagai ormas Islam yang senantiasa menjunjung tinggi risalah dakwah Rasulullah shollallohu ‘alaih wa sallam yang rahmatan lil ‘alamin. NU juga menjadi salah satu ormas yang senantiasa memegah teguh prinsip aqidah dan amaliah ahlussunnah wal jama’ah yang mengikuti para ulama shalafush sholeh. Namun, tahukan anda darimana asal usul nama Nahdlatul Ulama ini?
Ustadz Ma’ruf Khozin Anggota Aswaja NU Center Jatim ini menuturkan kepada kami tentang asal usul nama Nahdlatul Ulama. Dan berikut kami tuliskan penuturan beliau:
Masih segar dalam ingatan saya (maksudnya Ustadz Ma’ruf Khozin), saat pertama menjadi anggota LBM NU Suarabaya tahun 2005. Setelah Idul Fitri PCNU Kota Surabaya mengundang Gus Dur dalam acara Halal Bi Halal. Saat itu Gus Dur berkata: “Kata Nahdlah diambil dari kalimat mutiara kitab al-Hikam:
لاَ تَصْحَبْ مَنْ لاَ يُنْهِضُكَ حَالُهُ وَلاَ يَدُلُّكُ عَلَى اللهِ مَقَالُهُ
“Janganlah kamu berteman dengan seseorang, yang perilakunya tidak ‘membangkitkanmu’ dan ucapannya tidak menunjukkanmu ke jalan Allah”
Sedangkan kalimat Ulama adalah dari firman Allah:
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ – فاطر/28
”Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (Fathir: 28)
Nama Nahdlatul Ulama sendiri dalam versi lain yang saya terima dari Gus Shalahuddin Azmi, dari Kyai Mujib Ridwan bahwa yang mencetuskan nama tersebut adalah Kyai Mas Alwi. Beliau adalah salah satu dari 3 orang yang menjadi ’koordinator lapangan’ dalam berdirinya Jamiyah ini, kyai lainnya adalah Kyai Wahhab Hasbullah dan Kyai Ridlwan Abdullah. Memang sangat disayangkan nama Kyai Mas Alwi kurang populer dibanding para pendiri lainnya.
Dalam riwayat tersebut, ketika Kyai Mas Alwi mengusulkan nama ’Nahdlatul Ulama’, Kyai Hasyim Asy’ari bertanya: ”Kenapa memakai Nahdlah?” (dalam pidato Kyai As’ad Kyai Hasyim memang akan mendirikan Jamiyah Ulama). Kyai Mas Alwi menjawab: ”Karena tidak semua kyai punya jiwa Nahdlah (bangkit)”. Akhirnya para kyai sepakat dengan nama ini.
Dari dua riwayat diatas menunjukkan bahwa ulama yang ada di NU harus memiliki jiwa Nahdlah dan menjadikan warganya untuk Nahdlah kepada Allah, baik ucapan maupun perbuatannya. Wallah A’lam.(JunaSr)
Sumber : elhooda