Santri banyak terlibat dalam sejarah bangsa Indonesia. Sejak masa penjajahan, santri adalah gelombang pertahanan kuat bagi bangsa ini. Begitu juga paska kemerdekaan, saat orde baru dan sampai sekarang, rasanya tak cukup kertas untuk mencatat semua perjuangan kaum santri. Selain santri, pondok pesantren juga memiliki andil besar dan pondasi yang kuat pembentuk karakter santri.
Nah, karena itu menetapkan tanggal 22 Okt sebagai hari santri adalah penghargaan yang sepantasnya. Dan, inilah alasan mengapa harus ada Hari Santri Nasional.
1. Santri, Garda Depan Perjuangan Kemerdekaan
Santri adalah laskar yang berada di garda depan dalam perjuangan kemerdekaan dan proses pembentukan negara ini. Karena pada faktanya ulama seperti K.H. M. Hasyim Asy’ari dan santrinya yang tidak lain adalah anaknya sendiri K.H. A. Wahid Hasyim adalah pahlawan nasional dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia dan membangun Dasar Negara.
Namun, peran sentralnya pada masa revolusi kemerdekaan telah terpinggirkan dalam penulisan sejarah ‘resmi’ Negara, sehingga sulit sekali menemukan peran santri di tumpukan buku-buku sejarah Kemerdekaan Indonesia. Huft!! Jadi, neng gus, santri itu pahlawan nasional juga, ya. Lebih tepatnya, pahlawan nasional yang berakhlak mulia, hehe.
2. Santri, Memainkan Posisi Strategis dalam Pembangunan Karakter Bangsa
Jika membicarakan santri maka yang akan muncul selanjutnya dalam pikiran adalah Pondok Pesantren. Lembaga dengan pola kiai, santri, asrama, masjid atau surau ini, telah dikenal tidak hanya dalam bidang keagamaan saja, dalam praktiknya, di samping menyelenggarakan kegiatan pengajaran agama, pesantren juga sangat memperhatikan pembinaan pribadi atau karakter melalui penanaman tata nilai dan kebiasaan di lingkungan pesantren sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.
Baca juga: Para Kiai! Ini 5 Konflik dan Masalah yang Menyebabkan Pesantren Gulung Tikar
Nah, Pendidikan karakter inilah yang menjadi poros pembangunan karakter sebuah bangsa melalui sumber daya manusianya. Jadi, tidak berlebihan, kan, jika ada Hari Santri Nasional!! Tentu saja tidak.
3. Santri, Berjuang Membangun Masyarakat Berakhlak Mulia
Pengabdian santri terhadap masyarakat, tidak perlu dipertanyakan lagi. Karena hadirnya pondok pesantren tidak hanya sebagai lembaga pendidikan dan keagamaan, namun juga sebagai lembaga pemberdayaan umat atau masyarakat. Dengan kata lain, santri adalah pelaku pemberdayaan masyarakat.
Pada kebanyakan pesantren dahulu, seluruh komplek bukan merupakan milik kyai saja, melainkan milik masyarakat. Hal ini disebabkan karena para kyai memperoleh sumber-sumber keuangan untuk membiayai pendanaan dan perkembangan pesantren dari masyarakat, sehingga masyarakat juga merasa memiliki. Hingga selajutnya ada proses take and give antara masyarakat dan santri dalam mengamalkan ilmu agama, dan membangun pribadi masyarakat yang berakhlak mulia. Santri sebaik ini, masa tidak diberikan penghargaan?! Hehe.
4. Santri, Penerus Ulama
Menurut ulama Jawa, kata santri memiliki makna yang sangat mendalam loh. Cek, yuk! Kata ini terdiri dari lima huruf Arab (سنتري), yang setiap hurufnya memiliki kepanjangan serta pengertian yang Masya Allah hebatnya. Hehe. Pertama, huruf sin (س) kepanjangan dari سابق الخير yang memiliki arti pelopor kebaikan. Kedua, nun (ن) adalah kepanjangan dari ناسب العلماء yang memiliki arti penerus ulama. Ketiga, ta (ت) kepanjangan dari تارك الْمعاصى yang berarti orang yang meninggalkan kemaksiatan. Keempat, ra (ر) kepanjangan dari رِضَى اللهِ yang memiliki arti ridha Allah. Kelima, ya (ي) kepanjangan dari اليقين yang memiliki arti keyakinan.
Maka, santrilah sepertinya yang paling berhak untuk menjadi penerus ulama, karena santri adalah yang mengajak pada kebaikan, yang takut bermaksiat, yang yakin pada agama dan junjungannya, juga yang paling penting mendapat ridha dari Allah Swt.
Baca juga :https://www.nuparingsewu.or.id/2018/10/18/ini-5-alasan-kenapa-harus-ada-hari-santri/
5. Santri, Sabar, Amanah, Niyabah, Tawakal, Rida, dan Istikamah
Menjadi seorang santri berarti telah menjalani kelima proses di atas, dan tentu saja itu patut diberikan penghargaan. Iya, kan? Bagaimana tidak? Pesantren mengajarkan santri untuk sabar dalam melaksanakan syariat Islam. Maksudnya, waktunya ngaji ya ngaji. Waktunya sekolah, ya sekolah. Waktunya salat ya salat. Sabar meninggalkan larangan Islam dan juga sabar menerima cobaan serta tidak mudah putus asa. Amanah, selalu bersungguh sungguh menuntut ilmu karena kelak santri akan menjadi penerus ulama menjadi dai dalam menyebarkan agama Allah. Mereka yakin in tanshurullaha yanshurkum wa yutsabbit aqdamakum (jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu). Setelah itu, tawakal (berserah diri) kepada Sang Maha Kuasa, agar mendapat ridanya, dan ke semua itu dilakukan seorang santri dengan istikamah.
So, Hari Santri Nasional itu sangat penting, bukan hanya sebagai seremonial belaka, tapi juga sebagai penghargaan dan investasi akhirat. Hehe. Kawan, jangan jadikan Hari Santri hanya sebagai perayaan berkala saja. Jadikanlah ini sebagai momentum memperbaiki pribadi dan meneguhkan kembali ajaran Islam ala Ahli Sunnah wal Jamaah.
Sumber : Datdutcom