PRINGSEWU – Kelompok yang menyerukan sistem Khilafah saat ini sudah terang-terangan menyuarakan ide-ide dan misinya menentang keabsahan NKRI. Sementara pemerintah atau pihak yang berwajib terkesan bungkam seribu bahasa membiarkan NU sendirian terutama Banser berteriak lantang menentang gerakannya.
Hal ini dinyatakan oleh Rais Syuriyah PBNU Ahmad Ishomuddin, Ahad (23/4) melihat semakin intens dan gencarnya kelompok ini melakukan aksi diberbagai daerah di Indonesia.
“Pemerintah RI tidak boleh tinggal diam, wajib bertindak cepat, tegas dan berani segera membubarkan semua kelompok yang anti terhadap Pancasila. Ide khilafah dari orang-orang Islam yang sedang khilaf, buta sejarah dan tidak menghargai para ulama pejuang NKRI itu harus dilawan dengan cara melarangnya agar rakyat tidak berselisih,” tegasnya.
Membiarkan kelompok ini menurutnya sama dengan membiarkan kanker ganas menggerogoti tubuh yang sehat. “Penyakit apa pun wajib dicegah segera sebelum berjangkitnya, wajib diobati hingga sembuh setelahnya, dan wajib segera diamputasi bila menular ke organ-organ sehat lainnya,” tambahnya.
Ia menyatakan juga bahwa tidak ada kewajiban sedikit pun bagi individu umat Islam untuk ikut serta menegakkan kembali sistem khilafah. Bahkan menurutnya tidak berdosa menentang sekeras-kerasnya.
Hal ini karena dalam kitab suci al-Qur’an kata “khilafah” tidak pernah sekalipun disebutkan, selain karena upaya menegakkan kembali sistem khilafah akan menimbulkan perselisihan di kalangan rakyat banyak tentang siapa khalifah yang disepakati umat.
“Saya duga kuat tidak akan ada satu negara pun di dunia ini yang mau menyerahkan kedaulatannya secara damai kepada para “pejuang” berdirinya sistem khilafah,” tuturnya.
Dengan memaksakan kehendak demi tegaknya sistem khilafah dan penerapan syariat Islam menurutnya pasti akan membahayakan keutuhan NKRI, yakni mengakibatkan disintegrasi bangsa. (Muhammad Faizin)