PRINGSEWU – NKRI berdiri tegak bertujuan menjadi wadah besar bersama masyarakat Indonesia yang majemuk baik dari suku, agama, bahasa, dan budaya. Sudah menjadi kewajiban semua elemen bangsa untuk mempertahankan dan memperkuat keutuhan NKRI.
“Keragaman bangsa Indonesia adalah Sunnatulloh, dan NKRI adalah buah perjuangan ikhlas para Pahlawan dan Ulama pendahulu kita, sehingga antar elemen bangsa ini sepakat untuk hidup berdampingan dalam suatu negara kesatuan.
”Demikian Wakil Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Gus Ishomuddin mengingatkan saat berada di Pringsewu Lampung (4/4). Oleh karena itu, setiap jalan dan upaya munculnya gerakan-gerakan yang mengancam keutuhan NKRI wajib ditangkal. Sebab akan menimbulkan mafsadah yang besar dan perpecahan umat.
Menurut Gus Ishom, demikian ia biasa disapa, Nahdlatul Ulama dari tingkat pusat hingga ranting dan juga Banom (Badan Otonom) NU wajib mewaspadai faham Khilafah yang makin hari makin gencar digaungkan oleh ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
“Saya mendukung upaya GP Ansor yang berkoordinasi dengan pihak kepolisian dalam menghadang kegiatan HTI yang jelas-jelas mengkampanyekan khilafah dan anti Pancasila seperti yang terjadi di Semarang, Surabaya dan Tulungagung,” Tegas Gus Ishom.
Gus Ishom juga mengingatkan bahwa bahwa NKRI, Pancasila UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika adalah alat pemersatu bangsa yang telah terbukti menyatukan keberagaman bangsa Indonesia.
“Alhamdulillah,kita hidup dan tinggal di Indonesia dengan aman dan dapat menjalankan ibadah sesuai keyakinan masing-masing, kita berbeda dengan negara Timur Tengah atau beberapa negara arab yang terus dilanda konflik. Jangan jadi bangsa watak pasir, sulit disatukan karena tidak ada semen yang menyatukan. Kita bersyukur ada semen yang menyatukan kita yaitu Bhinneka Tunggal Ika,” ucapnya.
Oleh karenanya ia meminta Pemerintah untuk menindak tegas ormas dan pergerakan apapun yang anti pancasila.
“Pemerintah harus menindak tegas baik perorangan maupun organisasi yang anti pancasila dan anti NKRI.” Pungkasnya. (Fatchurrahman/Ind)