Belajarlah Kepada Ulama Yang Jelas Silsilahnya

Oleh : Wakil Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Muhammad Faizin, S.Pd

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد فياايهاالحاضرون رحمكم الله, اُوْصِيْكُمْ وَنَفِى بِتَقْوَى اللهَ فَقَدْفَازَالْمُتَّقُوْنَ. قال الله تعالى: اعوذبالله من الشيطان الر جيم يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.  إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

Adalah sebuah keniscayaan dan keharusan bagi khotib untuk selalu mengingatkan kepada diri khotib pribadi khususnya dan para jamaah pada umumnya untuk selalu meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dengan ketaqwaan kepada Allah SWT insya allah kehidupan kita didunia dan akherat kelak nanti akan selalu dalam perlindungan dan ridho Allah SWT. Karena Taqwa merupakan sebaik baik bekal menuju alam akherat sebagaimana disebutkan dalam Al Quran surat Al Baqarah 197 :

الْحَجُّ أَشْهُرُُ مَّعْلُومَاتُُ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلاَ رَفَثَ وَلاَ فُسُوقَ وَلاَ جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَاأُوْلِي اْلأَلْبَابِ

“… Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik baik bekal adalah taqwa…”

Ketika taqwa hadir dalam diri kita, kehidupan kita pastilah akan terkontrol. Kita akan selalu patuh untuk melaksanakan perintah perintah yang diberikan oleh Allah SWT. Dan ketika hati kita tergiur untuk melakukan hal hal yang dilarang oleh Allah pastilah kita akan ingat dan merasa takut untuk melakukannya.

Dalam mengarungi samudra kehidupan ini kita harus memiliki bekal yang cukup agar tidak tersesat dan terjerumus kepada sesuatu yang merugikan kita sendiri. Salah satu bekal yang sangat penting dalam kehidupan ini adalah bekal ilmu yang akan mempermudah kita dalam beramal dan beribadah. Terlebih bekal ilmu agama sangat penting bagi kita karena ilmu agamalah yang akan mengarahkan kita untuk tetap istiqomah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya.

Menuntut ilmu agama adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim. Kita sebagai seorang muslim haruslah terus berusaha untuk menambah keilmuan kita khususnya dalam bidang agama agar ibadah yang kita lakukan setiap saat memiliki dasar dan bukan hanya karena ikut-ikut saja.

Lalu muncul pertanyaan. Kepada siapa kita harus belajar ilmu agama? Apakah kita bisa belajar memahami sendiri Al Quran dan Hadits sebagai sumber utama Agama Islam? Jawabannya tentu saja kita harus belajar kepada orang yang sudah memiliki kemampuan dibidangnya yaitu para ulama. Kita haruslah belajar kepada para ulama yang jelas silsilah keilmuannya, jelas telah teruji kealimannya. Kita tidak bisa belajar Islam langsung dari Al Qur’an dan Hadits. Perlu berbagai macam disiplin ilmu yang dalam memahami maksud dari Al Quran dan hadits. Hal ini sudah ditegaskan oleh Allah dalam QS An-Nahl : 43 :

فاسئلوا اهل الذکر ان کنتم لا تعلمون

 “…Bertanyalah kepada Ahli Zikir (Ulama) jika kamu tidak mengetahui” (An Nahl :43)

Pada era zaman sekarang ini kita haruslah berhati-hati dalam belajar agama dan memilih ulama untuk dijadikan pegangan serta panutan dalam melaksanakan ibadah. Banyak sekali sekarang ulama instan yang pintar dalam bebicara namun minim ilmu agamanya. Mereka ini mengedepankan popularitas daripada kualitas keilmuannya. Dengan dukungan media dan acara di televisi, banyak sekali saat ini para artis yang tiba-tiba menjadi da’i dan cepat dikenal oleh masyarakat melalui acara-acara agamis. Sudah mulai nampak dan nyata sekali saat ini apa yang pernah dikatakan oleh Da’I Sejuta Ummat Almarhum KH. Zainuddin MZ bahwa banyak tontonan menjadi tuntunan dan tuntunan menjadi tontonan. Hal inilah yang kemudian memunculkan fenomena banyak umat yang mengalami kebingungan dalam memahami dan meyakini pemahaman agama.

Tidak semua orang yang mengisi acara ditelevisi memiliki kemampuan agama yang mumpuni. Terkadang yang tidak memilki kompetensi malah dijadikan rujukan dalam beragama karena memiliki kedekatan dengan Media. Sementara yang benar-benar alim malah sama sekali tidak dijadikan panutan dalam beragama karena memang tidak terpublikasikan oleh media. Apalagi diera digital saat ini banyak bermunculan pemahaman-pemahaman yang keras dalam beragama yang disebarkan melalui dunia maya, internet. Hal ini perlu diwaspadai oleh kita dan juga para generasi muda yang sekarang ini selalu mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Jika tidak waspada, tidak mustahil beberapa tahun kedepan pemahaman-pemahaman agama yang radikal akan muncul dari para generasi muda sekarang.

Fenomena Ulama instan seperti ini sudah diingatkan oleh Imam Ghazali dalam Kitab Bidayatul Hidayah dengan Istilah Ulama Su’. Dalam Kitab tersebut dijelaskan bahwa Ulama Su’ termasuk Ulama yang dapat merusak karena memiliki niatan memanfaatkan ilmu yang dimilikinya untuk memperkaya diri dengan materi, menyombongkan diri, membanggakan diri dan memperbanyak pengikut setia.

Ulama seperti ini sebenarnya tertipu oleh syaitan dengan bisikan merasa paling baik dan benar. Inilah cara syaitan zaman sekarang yang menyesatkan manusia dengan amal ibadah yang seolah baik namun sebenarnya itu adalah perangkap syaitan untuk menjerumuskan manusia.

Rasulullahpun mengingatkan bahwa Ulama seperti inilah yang dikhawatirkan olehnya disamping Dajjal akhir zaman. Kalau Dajjal hanya menyesatkan manusia. Tapi Ulama Su’ lebih dari itu yaitu menipu dengan ajakan agar tidak terlalu cinta kepada dunia namun sebenarnya Ia sendiri yang memiliki niatan keduniawian.

Predikat Ulama tidaklah bisa dicari dan disematkan sendiri. Predikat ini akan disematkan sendiri oleh masyarakat dengan melihat kiprah kemampuan, keikhlasan dan keistiqomahan yang bersangkutan dalam kehidupan beragama. Seorang Ulama bukanlah mereka yang palin banyak hafalan Qur’an dan hadits. Ulama adalah mereka yang takut kepada Allah SWT sebagaimana firman Allah QS. Fathir :28.

.  إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”    

Ulama adalah orang yang wajib kita hormati karena kedudukan mereka di tengah-tengah umat sangat mulia dan tugas yang mereka emban untuk kemaslahatan Islam dan muslimin sangatlah berat. Kalau kita tidak memercayai ulama, lalu kepada siapa kita percaya? Kalau kepercayaan kita telah menghilang dari ulama, lalu kepada siapa kita mengembalikan semua problem hidup kita dan mencari rujukan hukum-hukum syariat Islam?.

Oleh karena itu kita haruslah ingat dan menyadari bahwa wafatnya Ulama adalah merupakan Bencana Bagi Alam Semesta. Mereka ada seperti cahaya yang menghilangkan kegelapan, dan ketika cahaya telah padam maka kondisinya akan kembali gelap. Dan seiring berjalannya waktu, cahaya akan benar-benar redup, hingga kehidupan akan menjadi gelap dari ilmu. Hal ini telah disabdakan oleh Rasulullah Saw.

مَوْتُ الْعَالِمِ مُصِيبَةٌ لا تُجْبَرُ ، وَثُلْمَةٌ لا تُسَدُّ , وَنَجْمٌ طُمِسَ ، مَوْتُ قَبِيلَةٍ أَيْسَرُ مِنْ مَوْتِ عَالِمٍ

“Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah daripada meninggalnya satu orang ulama.” (HR. Thabrani).

Marilah kita bersama berdoa kepada Allah SWT, semoga Negara kita Indonesia akan senantiasa dianugerahi sosok-sosok ulama yang benar-benar alim dan dapat memberikan pencerahan kepada kita. Bukan ulama yang menghadirkan perpecahan ditengah-tengah ummat. Bukan Ulama yang mengedepankan dan mengunggulkan pendapat sendiri dan golongan. Dan semogalah Allah akan senantiasa menurunkan Ilmunya kepada generasi selanjutnya, sehingga akan muncul kembali para ulama yang mampu membimbing peradaban manusia sesuai dengan apa yang digariskan oleh Allah SWT. Amin

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

About Admin

Istiqomah dalam Berkhidmah

Check Also

Amal Saleh Ini Jadi Sebab Sekeluarga Masuk Surga

Pringsewu – Mustasyar PCNU Pringsewu KH. Sujadi Sadad mengungkapkan pentingnya menyambung ikatan ruhani kepada arwah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *