Bagaimana Bela Islam dengan Benar?

Akhir-akhir ini sering kita dengar sebagian kalangan mengklaim apa yang dilakukannya dengan mengatasnamakan bela Islam. Di sisi lain ada yang berpendapat Islam sudah benar dan tidak perlu dibela.

Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa, Bekasi, Jawa Barat, Hj Badriyah Fayumi, MA, berpendapat, Islam tetap harus dibela, tapi membela Islam harus dilakukan dengan cara yang benar.

“Justru karena Islam itu agama yang paling benar di sisi Allah SWT, maka yang benar itu yang dibela. Masa kita membela yang salah. Tetapi persoalannya bagaimana cara membela yang benar itu,” tutur Badriyah

Menurut Badriyah, tentu saja membela yang benar juga harus dengan cara-cara yang benar. Ini merupakan satu hal yang tak boleh dipilah-pilah, harus melihat situasi, kondisi dan keadaannya.

Dikatakannya, Indonesia adalah negara Pancasila, dengan mayoritas muslim, di mana semua umat bisa hidup beragama dengan tenang, baik dan aspirasi politiknya bisa diartikulasikan.

Maka, cara membela terbaik dalam konteks Indonesia sebagai negara demokrasi, negara Pancasila, dan berketuhanan Yang Maha Esa, menurut Badriyah adalah dengan menerapkan 5B apa itu?.

“B yang pertama, beribadah dengan seikhlas-ikhlasnya, semua muslim kalau beribadah dengan ikhlas, baik ibadah ritual maupun ibadah sosial, Insya Allah akan tampak semakin tinggi, tampak Islami, jika semua muslim seperti itu,” sebut lulusan Al-Azhar, Kairo ini.

Kemudian B yang kedua, dikatakannya, adalah berakhlak semulia-mulianya seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Dalam kisah sejarah, umat Yahudi dan orang-orang orang Arab musyrikin yang memusuhi Nabi, pada akhirnya menerima Islam dengan lapang dada karena melihat kemuliaan akhlak Nabi.

B yang ketiga adalah berdakwah dengan sebijak-bijaknya. Yakni mengajak orang untuk mengetahui, mengenal dan melihat kemuliaan serta kebenaran Islam dengan cara yang hikmah dan ramah.

“Bukan dengan cara yang marah. Dengan cara merangkul bukan, memukul. Sebagaimana firman Allah: ud’u ila sabili robbika bil hikmah wal mau’idhotil hasanah,” jelas Badriyah.

Selanjutnya B yang keempat, adalah berkhitmah atau berbakti sesuai dengan posisi masing-masing. Bagi seorang anak, maka berbaktilah kepada orangtua. Pelajar berbakti pada guru, warga negara berbakti pada bangsa, pekerja berbakti pada tempat mereka bekerja, dan lain sebagainya.

“Berbakti yang setulus-tulusnya. Jadi bukan hanya karena ada bos, serius kelihatan bekerja. Tetapi kalau nggak ada bos, nggak serius,” Badriyah memberikan contoh.

B yang terakhir, berkarya sebaik-baiknya. Dikatakan Badriyah, kita bisa menyumbangkan apa saja yang dimiliki untuk kebaikan umat, masyarakat dan kemajuan bangsa.

Jika semua umat Islam bisa melakukan semua ini dengan cara yang baik, terorganisir, baik di level masyarakat hingga level pemerintahan, Badriyah yakin, dengan sendirinya Islam di Indonesia akan menjadi Islam yang tinggi dan Insya Allah mampu menjadi titik pusat peradaban dunia.

“Itulah cara bela Islam yang memang harus dilakukan semua, bukan oleh satu atau dua kelompok saja. Semua orang muslim di Indonesia. Kita perlu melakukan bela Islam secara substantif, tidak cukup hanya simbol-simbol saja,” tegas Badriyah.

Sumber : detik
Foto : youtube

About Admin

Istiqomah dalam Berkhidmah

Check Also

Malik : Maulid Nabi bukan hanya untuk Umat Islam, tapi seluruh alam.

Pringsewu-perayaan Maulid nabi Muhammad Saw ramai dilakukan diberbagai tempat seperti intansi pendidikan, intansi pemerintah, tempat …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *